Mensiasati Balita Susah Makan Sayur dan Buah

Mensiasati Balita Susah Makan Sayur dan Buah

Wajar jika seorang ibu menjadi bingung dan khawatir melihat anak balitanya susah makan sayur. Apalagi gizi dalam sayuran dan buah sangat banyak. Sayuran mengandung berbagai vitamin. Tubuh membutuhkan zat gizi untuk perkembangan fisik dan otak anak, sehingga dapat menunjang fungsi kognitif anak.
Nah, bagaimana menyiasati balita susah makan sayur dan buah? Beberapa tips berikut dapat dicoba :
  1. Contoh dari orang tua. Anak mudah sekali meniru kebiasaan orang tua. Jika ayah dan ibunya menyukai makan sayuran dan buah, maka Balita Anda akan mudah menyukainya.
  2. Pilih waktu yang tepat. Hindari memberi makanan cemilan atau susu disaat sebelum jadwal makan. Hal ini membuat anak malas makan karena telah terlanjur kenyang dengan cemilan, apalagi cemilan tersebut rasanya manis. Buatlah jadwal makan yang tertib, agar anak dengan sendirinya meminta makan jika sudah lapar.
  3. Pilih Buah yang Tepat. Pilih buah yang mudah dicerna. Caranya  pilih buah yang tidak mengandung asam, tidak bergetah dan bukan tergolong buah yang dapat menyebabkan alergi. Contoh buah yang aman untuk dikenalkan pertama kali adalah pisang, jeruk, melon, pepaya dan lainnya
  4. Variasi dan kreatif. Balita yang sulit makan sayur dan buah, mungkin saja karena kurang tertarik dengan penampilan atau sajian makanan yang itu-itu saja. Orang tua harus kreatif. Jika balita sulit menyukai sayuran, maka dapat dicoba dengan mencincang  sayur bayam atau kangkung dan dicampur dengan telur yang dikocok. Jika balita kurang menyukai Ikan, coba diolah dengan berbagai resep, dipepes, dipindang, digoreng atau dibakar.
  5. Buatlah jadwal menu yang menarik. Hal ini melatih Anda untuk menjadi ahli gizi keluarga agar dapat mensiasati balita susah makan sayur dan buah.
  6. Jika kesulitan mencari resep, Anda dapat melihat di website, majalah, koran dan bahan bacaan lainnya. Pilihlah sesuai dengan dana yang ada, misalnya balita tak menyukai nasi, Anda dapat menggantikan dengan kentang atau roti.
Selamat mencoba!

Sumber : artikelkesehatananak.com